Sabtu, 31 Mei 2014

Malaikat cinta tanpa sayap.


Berdiam diri didalam heningnya malam, dengan  ditemani liliran udara yang menrkam jiwa sang pemalang. Rintihan gerimis mulai tertanam. Aku duduk diatas kursi belajar dengan gerakan pena yang mendasar, melirik jam menunjuk angka 10.00 segera ku beralih ke atas ranjang untuk beranjak kedalam mimpi baru.
                                                ***
“Aida” Suara ketukan dari pintu kamarku.
“iya”Sahutku dengan raut wajah yang kesal
“cepat-cepat mandi, dan ganti pakaian, Abi sudah menunggu kamu “.jelas Umi dengan suara yang keras.
Tanpa banyak berkata, aku langsung beranjak ke kamar mandi dan berpakaian seragam, dan belum sempat aku  mengambil sebuah buku yang sengaja kuletakkan tadi malam, suara bel dari luar, tanda Abi sudah siap untuk berangkat, dengn sigap aku cepat-cepat mengambil buku itu dan berlari ke arah pintu kamarku.
                                                ***
Pagi masih buta, terselimuti embun. Bunga-bungga berjejeran menyambut mentari telah tiba. Padi menari menyambut pahlawan yang siap untuk mejaganya, Aku berjaln menuju gerbang dan melewati kantor guru yang tampak jelas masih sepi. Dikelas belum sempt aku duduk, secarik kertas terselipkan dibilah-bilah lingkaran bangku ku.
Kubuka tertera nama didepan sampul surat itu “Firmansyah” bibir ku melengkung tersenyum.
                                                                                                                 Dari Firmansyah
                                                                                                                Teruntuk Aida Qur’annisya.
Assalamualaikum..
Pagi yang cerah, berharap terikmatahari tak kunjung tampakkan sinarnya.
Salam rindu teruntukmu Aida.
Dengan sebongkah Cintaku hanya teruntukmu, dan Allah.
Aku mengaggumi dan mencintaimu hanya karna Allah
Aku mencintaimu dengan pemahaman dan pengertian yang berbeda.
Karna Allah belum tentu menjadikan ku sebagai imammu. Tapi aku akan terus menampakkan hatiku untukmu.
                Hanya kaulah segalanya cintaku, berharap kasih dan sayang ini hingga diujung akhir penghabisan tak pernah terbuyarkan. Dan berharap disepanjang kehidupan ini Allah memberikan jalan kehidupan untuk kita bersama.
                “Jagalah hatimu, karna hatiku selamanya untukmu “
Wassalamualaikum..

                Senyuman ku melebar tanda kebahagiaan. seseorang yang menjadi idaman ku memberikan janji sucinya,Seseorang yang menjadi kan ku bangkit dari gelapnya kehidupan. Tertawa, bersedih dan terjatuh bersama.
“Teng..teng...” Bunyi bl berlonceng dengan keras.
                Cepat-cepat aku duduk dikurisku dengan tenang dan menyambut guru datang.
***
                Jam pelajaran kesatu dan tiga selesai. Aku mengambil selembar kertas didalam seblipan buku ku. Kutuliskan coretan-coretan pena diatas lembarang kertas suci itu.
                                                                                                                Dari Aida
                                                                                                                Untuk Kak Firmansyah.
Assalamualaikum...
                Terik Matahari sengitkan tubuh. Kini berharap senja dengan cepat tampakkan keelokaanya dan tinggalkan bekas sinar matahari.
Salam rinduku semoga tersampaikan pada kak firman terbayang.
Dengan segenap panjatan tercurahkan pada Allah yang berkuasa. Tak pernah ada singgahan hati teruntukmu kakak.
Secuilpun takkan pernah, tersimpan selalu anggan mu dalam setiap inggatku
Pengharapanku menjadi pengharapanmu
                Kakak...
Gapailah cita-cita yang kakak inginkan...
Adik disini akan selalu setia memberikan segenap curahan dan dukungan besar karna kesetiaan hati.
Jangganlah kakak berfikir keras hanya demi ketidakwajaran.
Adik disini akan tetap selalu setia menunggu, disetiap langkah kakak memulai.
Wassalamualaikum....
                Aku melipat surat itu dengan rapi, dan berjalan keluar dari kelas menuju kelas kak firman yang terlalu jauh jika dari kelasku.
“Kak “Teriakku memanggil Kak Mila, teman sekelas Kak Firman.aku berlari dengan cepat menghampiri Kak Mila
“pasti mau cari firman kan ?”Tanya kak Mila dengan meunjuk ku. Aku hanya mengganguk menjawab pertanyaan itu.
“Kayaknya dia nggak ada dikelas, tadi aku lihat dia lagi dikantin sama temen-temennya.”
“Kalau gitu, aku nitip ini”Kataku dengan meyodorkan surat yang kubawa.
“Ya,nanti pasti aku sampaikan”
                Aku membalikkan tubuh ku dan beranjak pergi didepan kelas kak Fiman. Saat aku berjalan, sengaja aku lewat kantin dan aku melihat Kak Firman dengan teman-temannya melahap makanan yang dibeli dikantin. Kak Firman melihatku dan tersenyum manis,entah apa arti senyuman itu. Segera aku melanjutkan jalanku dan menepis pandangan itu karna aku tahu pasti Allah akan marah jikalau melihat perbuatanku yang dapat menterjelurumuskan aku kedalam nerakanya.
                                                                                                ***
                Hari telah silih berganti, detik perdetik berkumpul menjadi menit. Menit permenit berkumpul menjadi jam dan jam akan berkumpul menjadi hri dan hari akan berkumul menjadi bulan. Terus berjalan dan tak pernah terhentikan terkecuali jika Hari akhir tiba.
                Perpisahan sekolah akan dirayakan . Melepas semua penat yang tak terlupakkan terutama bersama Kak Firman
Aku hari ini sengaja datang lebih awal . aku ingin menempatkan sejrik kertas di bangku Kak Firman.
                Kak Firman berumur lebih tua daripada aku, dia kakak juga sekaligus masa depanku. Aka dan dia sudah terlebih dijodohkan ketika aku dan kak Firman berumur 5 tahun dan kak Firman 7 Tahun. Aku belum mengerti apa yang semua terjadi diwaktu itu, tapi Kak Firmanlah yang selalu membuat ku belajar apa itu arti Cinta, dan hingga kini perasaan itu masih tersimpan rapi dihatiku.
                Kak Firman akan melanjutkan Beasiswanya di Universitas Canberra-Australia sebagai murid yang cerdas.
Ya Allah..semoga kau akan tetap berikan perlindungan pada Hamba yang kucintai itu.
                                                                                                ***
5 Tahun Kemudian..
                Bangunan-bangunan menjulang lebih tinggi,asap-asap bertambah menjadi lebih sesak, semua berubah, dan aku sudah beranjak lebih dewasa dari masa-masa sekoah yang sudah lama berlalu. Aku berumur 21 tahun dan Kak Firman 23 tahun .sebulan lalu, aku dan dia sudah resmi lamaran meskipun belum secara langsung, tetapi Kak Firman menggatakan tujuannya untuk melamarku lewat telepon.
Kak Firman sudah menyelesaikan S1 nya dengan gelar Ph. Tetapi Kak Firman tetap masih ingi melanjutkan study nya. Aku tetap setia menunggu meskipun hatiku letih menunggunya. 1 tahun setelah keberangkatan Kak Firman, ku jatuh sakit dan terkena kanker dalam organ bagian dalam. Aku tak memberitahu Kak Firman aku tak ingin menjadi beban fikiran Kak Firman. Tak pernah aku berkata apa-apa selain kata “Setia”, dan 2 minggu belakangan ini dokter menganjurkan aku untuk periksa, tapi tak sedikitpun ada hasil  dalam penyakit ku ini.
Malam tiba menyapu senja. Malam yang sunyi untuk hati yang sepi. Suara percikan air terdengar dari belakang.
“Aida,  ayo sholat jama’ah maghrib dulu” teriak Abi dari luar kamarku.
“iya” Sahutku.
Aku langsung berwudhu. Ku lafadzakando’a berwushu dari raut wajahku. Kubsuh smpai kening, kuusap kedua tangan dengan merata, ku sapu kening atas sampai terbasih mahkotaku, ku usap lagi daun telingga ku, dan terakhir kubilas dengan bersih kaki ku .setelah selsai berwudhu, kutadahkan tangan ku menghadap kiblat dengan diiringi panjatan-panjatan do’a ba’da wudhu.
Dalam setiap sujudku, kuhadapkan jiwa ini teruntuk dzat yang agung.
Ya allah..
Aku hanyalah hamba-Mu yang lemah, yang hanya bisa bersujud, dan hanya engkaulah tempatku kembali.
Ya  Allah ..
Engkaulah yang memberikan perasaan ku terhadap hambamu itu...
Ya Allah ..
Jikalau kau ambil nya ini, kau putuskan aliran nafas ini tidak akan lama lagi, Kumohon pada-Mu. Pertemukanlah aku dengan pangeran ku disyurga-Mu karena cintaku. Terhadapnya sampai kututup mata, cinta jy terus mengalir seperti sebiasanya..
Ya Allah..
Pertemukanlah aku dengan orang-orang yang menyayangiku..
Aku takpantas ke syurga-mu......akan tetapi aku tak akkan sangup ke Neraka-Mu.
Air mataku trtumpah seketika, menderas tak tertahan. Tak bisa ku berkata.
Abi dan Umi sudah dari tadi meninggalkan aku di mushola rumah. Abi dan Umi tahu bahwa apa yang sedan kupanjatkan diatas sajadah cintaku pada Maha Besar. Segera aku lipat mukena dan sajadah itu suci yang kupakai itu. Umi dan abi memanggilku diruang depan.
“Duduk Aida” printah Abi dengan lembut. Aku langsung menempatkan diri dengan duduk didepan mereka berdua dengan mata ku yang masih membekas air mata.
“ Kau sudah beritahu soal ini ke Firman?”Tanya Abi padaku.
“Ndak Abi.”jawabku dengan singkat, tak kuat aku berkata .
“Kenapa?ndak kasihan kah engkau??’’ tanya Abi lagi padaku.
Pertanyaan abi kali ini membuat ku terbebani untuk menjawab.
“Aida ndak ingi membebani fikiran Kak Firman delam kuliahnya”sahutku.
“Aida dengar ya, kamu bukannya membebani Firman tapi kamu ndak takutFirman akan lebih terbebani jika suatu saat sesuatu besar terjadi dan itu akan lebih berat Firman meerimanya, dan lebih baik kamu beritahu dia, katakan lah yang sesungguhnya meskipun itu menyakitkan.”Jelas Abi.penjelasan yang membuatku lebih pedih untuk mengatakannya pada Kak Firman.
                                                                                ***
                                                                                                02-4-14
                                                                                Salamrindu untk Akhi.
Assalamualaikum..
Akhii..
Ukhti Rindu ..rindu yang terpasang di langit-langit malam menghitam. Dengan ditemani malaikat malam.
Ukhti selalu menunggu dimanapun akhi menyambut
Ma’afkan ukti yang terlalu lemah ini.
Akhi, denga segenap cinta Ukhti ingin katakan sesuatu.
Akhii..
3 tahun Ukti jalani penderitaan yng berbelit-belit dengan penyakit Ukhti..
Bertahan demi akhii adalah kawan sejati ukti sepanjang malam.
Ukti lusa jalani oprasi, ukhti mengaharapkan do’ah dari akhi..karena ado’a akhi adalah penguat ukhti dalam jalani hidup ukhti..
Akhi  tak perlu khawatir, akhi harus selesaikan sulu kuliah demi masa depan kita bersama.
Akhi.
Jika suatu saat terjadi sesuatu pada ukhti.
Entah kepedihan atau penderitaan.
Janganlah menangis, hapus air mata akhi..
Allah yang menjadi saksi sinta akhii dan ukhti
Jangan akhii sesalkan ini semua dengan Allah.
Allah sengt adil atas semua ini.
Allah sudah persiapkn surga-Nya untuk Ukhti dan akhii.
Menjalani kehidupan di syurga Alllah..
Kita akan bersatu untuk selamanya..
Ma’afkan jika ukhti membebani akhii.
Tapi ini adalah yang terbaik untukakhii dan ukhti..
Diakhir nanti..
                                                                                                                Tertanda
                                                                                                                Aida.

                Kutulis namaku dikalimat terakhir, tak kuat aku menulis nya, air mataku menderas. Sakit rasnya jika membuat pernyataan untuk Kak Firman seperti ini. Cepat-cepat aku lipat surat ini agar tak terkena tetesan air mataku .aku pergi ke pos ,sengaja aku sendirian ,tak menyuruh Bibi muti untuk menganatar ku.
***
                Pagi yang gelap, embun tutupi alam sekitar.bnga-bunga bermekran dari kelayuannya. Seseorang yang malang siap untuk hadapi oprasi. Aku harus siap oprasi ini demi kebaikan semua terutama Kak Firman dan Umi, Abi. Sebelum aku dioprasi  dokter mengatakan kata yang membuatku lebih percaya untuk kehidupan.
‘’Semua akan  baik-baik ,jalani semua dengan banyak meantunkannasama Allah, semua sudah diatur oleh Allah. Percayalah.”kata dokter sembari tersenyum memanangku dengan penuh kelembutan dan kepercayaan.
                Satu jam jalani oprasi.
Aku langsung dibawa kesebua ruangan.aku tak sadar , aku berada disebuah ruangan yang luas ,ruanganyang cerah lebih cerah dari dunia. Aku mengnakan jubah putih yang suci.
‘’Aida” teriak seseorang dari kejauhan yang mengenakn sebuah baju putihbersih, Kak Firman.
“Aida” teriak dari sudut kanan. Abi dan Umi. Subhanallah. Merekaberdua terlihat cantik dan tampan. Aku terenyum memandang mereka bertiga. Tapi semki aku mendekati mereka, mereka pergi menjauh,danbelumsempat aku berlari, mereka hilang seketika.
“Umi..Abii..”Sahutku.
“iya, Aida, kamu harus bertahan”kata Umi sengan mata yang berkaca-kaca.
“Umi Abi..semua adalah takdir Allah, jangan sesalkan semua ini pada Allah. Karena allah sudah adil, aida bahagia bisa hidu bersama Abi dan Umi..syurga sudah disiapkan Allah untuk kita berasam...”Belum empat aku berkata. Hatiku seaakan sudah tak bernyaw. Nafasku tersendat.ataku takk kuat untuk kubuka.
“INNALILLAHI WAA INNA ILAHI RAJI’UN’’ sahut Abi dan Umi dengan air matanya yang menderas. Perasaan tak kuasa, tak teima tampak diraut wajah mereka.
***
                satu hari Setelah kepergianku. Kak Firman mengirimkan surat dan sebungkus kado kecil. Kiriman itu diterima oleh Abi dan mentandatanginya di sebuah buku yang dibawa petugas pos.
Tertera nama Firmansyah. Mereka sengaja tak membukanya dan sengaja menyimpan surat dan sebungkus kado itu si lemariku.
                                                                                                                                4-april-2014
                                                                                                                Salam rindu Akhi.
                                                                                                                                Untuk Ukhti
Assalamualaikum..
Salam rindu akhii ..rindu ynang terpasang diatas cahaya rembulan..
Ukhti..Hilangkan semua penat yang menjadi beban untuk ukhti .semua akan baik-baik saja ..
Akhi ketika menulis surat ini.. entah perasaan khawatir apa  yang mundul seketika dibenak fikiran akhii.
Apakah semua baik-baik saa Ukhti.?? Akhi usai sholat tahajud, melihat ukhti mengenakan jubah putih berkerudung suci, ukhti tampak cantik sekali, seperti bidadari yang turun dari langit dari Allah untuk Akhhi milikki..ahkhi tak sabar ingin menjadi ima untuk ukhti..
Ingatkah ini tangal apa ukhti??
Taaqaballalu minna wa minkii ukhti.....Uhibul Fillah Yaa Ukhti...
Akhi sudah persiapkan sebuah permata cinta untuk ukhti...ukhti anggaplah isi binggkisan ini sebagai bukti lamaran kita...
Dan jika Allah mempermudah urusan akhii denga baik...Insyallah lusa akhii akan siap untuk terbang ke tanah abang dan akhii akan pinang ukhti dan mengajak ukhtii didalam kehidupan yang penuh keahagian dari cinta akhii untuk ukhti..
Itulah yang akhii nantikan dan menjad harapa yang akhi impikan..

Akhi tak banyak lagi erkata, dan apa yang akhii tulis didalam surat ini adalah semua perasaan cinta akhii untuk ukhti..
Wassalamalaikum..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar