Rabu, 07 Oktober 2015

Teman bermuka topeng

Teman macam apa ini?
menyuruhku seenaknya menunggu, lalu dia hanya sekedar melewati lalu pergi tak kembali.
ada banyak manusia didunia ini, yang lebih patut dihargai
bukan cuman sekedar kau yang tak malu meludahi.
kau yang bodoh, atau aku yang terbodohi?
aku yang bertindak seolah kau racuni
Ganti aku yang begegas Diam, kau sibuk mencari kegaduhan diri.
teman macam apa kau ini? karibmu seperti tak habis pikir
melihat sepenggal tinggahmu yang kecut untuk di pungkiri.
Semoga kau tak Rugi, memiliki sifat seperti ini..
Lepas topengmu, Topeng yang beralaskan kemunafikan diri.
karna Dunia tak mererima Muka mu yang dua duanya meragukan ini..

Bawa pergi rasa Ini.

Meski kau tak nyata, tapi keberadaanmu selalu ada.
mewakili segenap rasaku yang yang lama sirna.
meski jiwamu tak lagi ada, tapi bayangmu tetap ada dibilah-bilah nostalgia.
kau yang dulu terus merenggek mengajakku mengikuti kenanganmu, bermimpi bersama angganmu, terjun kedalam halusinasimu.
Jiwamu..jiwaku..Hidupku..Hidupmu..Aku milikmu...milkimu...
sampai angin tulus menyapa, membawa sejarah goresan Duka.
membuat udara sudah lalai disapa
aku jenuh , merindukan setiap suaramu, mengingat sepengal tawamu, meratap senyuman estetikmu.
semua begitu lekat terikat didalam memori bunggaku.
Taqdir ku, bukan sejalur denganmu.
tuhan sudah lengkap menitipkan jiwamu disyurga-Nya
Tuhan menenangkanmu untuk tidur diatas timbunan tanah milik-Nya.
Tapi aku, berlagak berdiri dengan kerapuhan Hati.
terpuruk jatuh yang digantungi putus asa. diberi sekat-sekat kepedihan yang menjadikan aku mati rasa, lalu gila karna cintamu yang kau bawa pergi kesana.
kepergianmu membuatku sakit jiwa, hingga ottaku penuh darah luka.
sendiri..sendiri..dimana kebahagiaan itu pergi?
sehingga aku lupa diri, bahwa Tuhan tak pergi
tuhan takk bosan mengghampiri, mengembalikan akar keakuan yang sudah tak terakui.
bawa pergi rasaku, sehingga kau tenang berada di sisiku.
karna kau akan datang disaat aku tak pernah memangilmu, kau selalu ada disaat udara dengan rakus menyapaku.
impianmu, angganmu, akan sellalu terbekas dalam sejarah kenanganku
merengkuh, merayu ridho-Nya untuk pergi ke jalan yang benar milik-Nya.
meski terlihat seperti Kisah , namun ini nyata.
karna rasaku, rasamu UTUH untuk dijadikan satu makna
rasa kita sama memperkokoh hati, memahat ukiran cinta yang terlalu terhayati.
hingga aku sadar, ini hanya sebuah FIKSI yang semakin menjalar dalam bathin hati.
sengaja kutulis untuk kalian yang terlalu menyanjung atas nama Cinta yang jiwanya telah pergi. tapi rasanya mengangkut di hati
Karna sedari dulu...
Bahwa yang namanya CINTA tak harus termiliki

071015
Faiq_zahra