Aku masih terpaku sejak ragamu hilang tanpa
harapan
ku terus tulis sajak-sajak seperti dulu
sajak-sajak terindah yang kutunjukkan hanya padamu
aku masih terperangkap dalam nostalgia mu
mengais-ngais kebahagiaan kita dulu
saling bersapa dalam tinta berwarna biru
setiap sajak itu hatiku diguasari rindu
15 bulan kau diamkan aku, lalu aku menunggumu
masih dalam penantianmu
mulutmu selalu sampaikan masa lalu
telingaku kelu dengan suara puraumu
bukankah lebih baik mengubur masa yang dulu?
Duduk lesu memangku kedatanganmu bersua katakan janji-jani itu
aku tak tahu, sungguh tak tau
puisi apa lagi yang ku bocorkan dengan arti rindu
lamanya ku menunggu hanya akan kuatkan getaran rasaku
kutetap menghempas diludahi gundah ini
aku sulit hidup tanpamu, kau taklukan hatiku dengan sajak-sajak terindahmu
kau warnai duniaku
serasa aku milikmu hanya dengan menelusuri coretan penuh makna itu
Mungkinkah ini hanya sebatas kebahagiaan semu?
Akankah kau kembali pada rasa itu?
Menemani tulisan-tulisan sepiku
mengisi ruang-ruang suwungku
membakar nestapa kegundahan jadi rindu
sampai denyutan terakhir ini
kutetap bersikeras tak mau ragukanmu lagi, dan lagi
aku masih tetap lesu bernaung cintamu
tetap cintamu, sampai akhir hayatku.
ku terus tulis sajak-sajak seperti dulu
sajak-sajak terindah yang kutunjukkan hanya padamu
aku masih terperangkap dalam nostalgia mu
mengais-ngais kebahagiaan kita dulu
saling bersapa dalam tinta berwarna biru
setiap sajak itu hatiku diguasari rindu
15 bulan kau diamkan aku, lalu aku menunggumu
masih dalam penantianmu
mulutmu selalu sampaikan masa lalu
telingaku kelu dengan suara puraumu
bukankah lebih baik mengubur masa yang dulu?
Duduk lesu memangku kedatanganmu bersua katakan janji-jani itu
aku tak tahu, sungguh tak tau
puisi apa lagi yang ku bocorkan dengan arti rindu
lamanya ku menunggu hanya akan kuatkan getaran rasaku
kutetap menghempas diludahi gundah ini
aku sulit hidup tanpamu, kau taklukan hatiku dengan sajak-sajak terindahmu
kau warnai duniaku
serasa aku milikmu hanya dengan menelusuri coretan penuh makna itu
Mungkinkah ini hanya sebatas kebahagiaan semu?
Akankah kau kembali pada rasa itu?
Menemani tulisan-tulisan sepiku
mengisi ruang-ruang suwungku
membakar nestapa kegundahan jadi rindu
sampai denyutan terakhir ini
kutetap bersikeras tak mau ragukanmu lagi, dan lagi
aku masih tetap lesu bernaung cintamu
tetap cintamu, sampai akhir hayatku.
Kasihku : Hembusan
kala itu
membuatku mengingat satu hal
hal kecil yang membuatku jatuh
hal kecil yang membuatku terjebak
hingga aku tak bisa merangkak keluar
hingga membuatku jatuh terperosok terlalu dalam
membuatku mengingat satu hal
hal kecil yang membuatku jatuh
hal kecil yang membuatku terjebak
hingga aku tak bisa merangkak keluar
hingga membuatku jatuh terperosok terlalu dalam
Kasihnya :
jika angin terlalu kencang menyapa
jika hembusan itu terlalu kejam bersua
aku tetap tak akan masuk
mengangau ingat kenangan itu yang hanya buatku kelu berlabu lesu
tak akan terperosok, jika bayangmu kini hanya sebuah bingkai kosong
hingga kini buatku jadi kepompong
Kasihku : aku yang hidup bagai seorang musafir
yang setiap harinya berjalan tersaruk-saruk
yang setiap hari berjalan hingga terlelap
mencari kebahagiaan yang tak kunjung datang menyapa
yang hingga kini hanya sebuah bayangan semu
yang hingga kini hanya sebuah ilusi masa lalu
Kasihnya : Kutak harap engkau terjerumus dalam nostalgiamu
sebab sarukan jalanmu meluruskan hatiku
menyanyat desiran luka yang berkelabu menjadi warna abu-abu
deretan bahagia itu ramah buka jalan untukmu
sebab lukamu terus bayangi otakku
hingga kini aku terpeleset ingin pelukmu
Kasihku : Bagaimana bisa aku membuka hati terlalu lama
jika yang ku lukiskan terus bermuka sendu
jika yang ku idamkan hanya bertopeng bisu
terus ku berkelana, mencari celah dimana salah
terus ku terpulas, kubaik jika pergi tinggalkanmu
sampai sekian hari, aku arungi duniaku yang kukira tak sejalan denganmu.
jika hembusan itu terlalu kejam bersua
aku tetap tak akan masuk
mengangau ingat kenangan itu yang hanya buatku kelu berlabu lesu
tak akan terperosok, jika bayangmu kini hanya sebuah bingkai kosong
hingga kini buatku jadi kepompong
Kasihku : aku yang hidup bagai seorang musafir
yang setiap harinya berjalan tersaruk-saruk
yang setiap hari berjalan hingga terlelap
mencari kebahagiaan yang tak kunjung datang menyapa
yang hingga kini hanya sebuah bayangan semu
yang hingga kini hanya sebuah ilusi masa lalu
Kasihnya : Kutak harap engkau terjerumus dalam nostalgiamu
sebab sarukan jalanmu meluruskan hatiku
menyanyat desiran luka yang berkelabu menjadi warna abu-abu
deretan bahagia itu ramah buka jalan untukmu
sebab lukamu terus bayangi otakku
hingga kini aku terpeleset ingin pelukmu
Kasihku : Bagaimana bisa aku membuka hati terlalu lama
jika yang ku lukiskan terus bermuka sendu
jika yang ku idamkan hanya bertopeng bisu
terus ku berkelana, mencari celah dimana salah
terus ku terpulas, kubaik jika pergi tinggalkanmu
sampai sekian hari, aku arungi duniaku yang kukira tak sejalan denganmu.