Setangkai Bidadari DiSyurga
Berdiam diri didalam heningnya
malam, dengan ditemani liliran udara
yang menrekam jiwa sang pemalang. Rintihan gerimis mulai tertanam. Aku duduk
diatas kursi belajar dengan gerakan pena yang mendasar, melirik jam menunjuk angka
10.00 segera ku beralih ke atas ranjang untuk beranjak kedalam mimpi baru.
***
“Aida” Suara ketukan dari pintu
kamarku.
“iya”Sahutku dengan raut wajah
yang kesal
“cepat-cepat mandi, dan ganti
pakaian, Abi sudah menunggu kamu “.jelas Umi dengan suara yang keras.
Tanpa banyak berkata, aku
langsung beranjak ke kamar mandi dan berpakaian seragam, dan belum sempat
aku mengambil sebuah buku yang sengaja
kuletakkan tadi malam, suara bel dari luar, tanda Abi sudah siap untuk
berangkat, dengn sigap aku cepat-cepat mengambil buku itu dan berlari ke arah
pintu kamarku.
***
Pagi masih buta, terselimuti
embun. Bunga-bungga berjejeran menyambut mentari telah tiba. Padi menari
menyambut pahlawan yang siap untuk mejaganya, Aku berjalan menuju gerbang dan
melewati kantor guru yang tampak jelas masih sepi. Dikelas belum sempt aku
duduk, secarik kertas terselipkan dibilah-bilah lingkaran bangku ku.
Kubuka tertera nama didepan
sampul surat itu “Firmansyah” bibir ku melengkung tersenyum.
Dari Firmansyah
Teruntuk Aida
Qur’annisya.
Assalamualaikum..
Pagi yang cerah, berharap terikmatahari tak
kunjung tampakkan sinarnya.
Salam rindu teruntukmu Aida.
Dengan sebongkah Cintaku hanya teruntukmu, dan Allah.
Aku mengaggumi dan mencintaimu hanya karna Allah
Aku mencintaimu dengan pemahaman dan pengertian yang berbeda.
Karna Allah belum tentu menjadikan ku sebagai imammu. Tapi aku akan
terus menampakkan hatiku untukmu.
Hanya kaulah
segalanya cintaku, berharap kasih dan sayang ini hingga diujung akhir
penghabisan tak pernah terbuyarkan. Dan berharap disepanjang kehidupan ini
Allah memberikan jalan kehidupan untuk kita bersama.
“Jagalah hatimu,
karna hatiku selamanya untukmu “
Wassalamualaikum..
Senyuman
ku melebar tanda kebahagiaan. seseorang yang menjadi idaman ku memberikan janji
sucinya,Seseorang yang menjadi kan ku bangkit dari gelapnya kehidupan. Tertawa,
bersedih dan terjatuh bersama.
“Teng..teng...” Bunyi bl
berlonceng dengan keras.
Cepat-cepat
aku duduk dikurisku dengan tenang dan menyambut guru datang.
***
Jam
pelajaran kesatu dan tiga selesai. Aku mengambil selembar kertas didalam selipan
buku ku. Kutuliskan coretan-coretan pena diatas lembarang kertas suci itu.
Dari
Aida
Untuk
Kak Firmansyah.
Assalamualaikum...
Terik Matahari sengitkan tubuh.
Kini berharap senja dengan cepat tampakkan keelokaanya dan tinggalkan bekas
sinar matahari.
Salam rinduku semoga
tersampaikan pada kak firman terbayang.
Dengan segenap
panjatan tercurahkan pada Allah yang berkuasa. Tak pernah ada singgahan hati teruntukmu
kakak.
Secuilpun takkan
pernah, tersimpan selalu anggan mu dalam setiap inggatku
Pengharapanku menjadi
pengharapanmu
Kakak...
Gapailah cita-cita
yang kakak inginkan...
Adik disini akan
selalu setia memberikan segenap curahan dan dukungan besar karna kesetiaan
hati.
Jangganlah kakak
berfikir keras hanya demi ketidakwajaran.
Adik disini akan tetap
selalu setia menunggu, disetiap langkah kakak memulai.
Wassalamualaikum....
Aku
melipat surat itu dengan rapi, dan berjalan keluar dari kelas menuju kelas kak
firman yang terlalu jauh jika dari kelasku.
“Kak “Teriakku memanggil Kak Mila, teman sekelas Kak
Firman.aku berlari dengan cepat menghampiri Kak Mila
“pasti mau cari firman kan ?”Tanya kak Mila dengan meunjuk
ku. Aku hanya mengganguk menjawab pertanyaan itu.
“Kayaknya dia nggak ada dikelas, tadi aku lihat dia lagi
dikantin sama temen-temennya.”
“Kalau gitu, aku nitip ini”Kataku dengan meyodorkan surat
yang kubawa.
“Ya,nanti pasti aku sampaikan”
Aku
membalikkan tubuh ku dan beranjak pergi didepan kelas kak Fiman. Saat aku
berjalan, sengaja aku lewat kantin dan aku melihat Kak Firman dengan
teman-temannya melahap makanan yang dibeli dikantin. Kak Firman melihatku dan
tersenyum manis,entah apa arti senyuman itu. Segera aku melanjutkan jalanku dan
menepis pandangan itu karna aku tahu pasti Allah akan marah jikalau melihat
perbuatanku yang dapat menterjelurumuskan aku kedalam nerakanya.
***
Hari
telah silih berganti, detik perdetik berkumpul menjadi menit. Menit permenit
berkumpul menjadi jam dan jam akan berkumpul menjadi hri dan hari akan berkumul
menjadi bulan. Terus berjalan dan tak pernah terhentikan terkecuali jika Hari
akhir tiba.
Perpisahan
sekolah akan dirayakan . Melepas semua penat yang tak terlupakkan terutama
bersama Kak Firman
Aku hari ini sengaja datang lebih awal . aku ingin
menempatkan secarik kertas di bangku Kak Firman.
Kak
Firman berumur lebih tua daripada aku, dia kakak juga sekaligus masa depanku.
Aku dan dia sudah terlebih dijodohkan ketika aku dan kak Firman berumur 5 tahun
dan kak Firman 7 Tahun. Aku belum mengerti apa yang semua terjadi diwaktu itu,
tapi Kak Firmanlah yang selalu membuat ku belajar apa itu arti Cinta, dan
hingga kini perasaan itu masih tersimpan rapi dihatiku.
Kak
Firman akan melanjutkan Beasiswanya di Universitas Canberra-Australia sebagai
murid yang cerdas.
Ya Allah..semoga kau akan tetap berikan perlindungan pada
Hamba yang kucintai itu.
***
5 Tahun Kemudian..
Bangunan-bangunan
menjulang lebih tinggi,asap-asap bertambah menjadi lebih sesak, semua berubah,
dan aku sudah beranjak lebih dewasa dari masa-masa sekoah yang sudah lama
berlalu. Aku berumur 21 tahun dan Kak Firman 23 tahun .sebulan lalu, aku dan
dia sudah resmi lamaran meskipun belum secara langsung, tetapi Kak Firman
menggatakan tujuannya untuk melamarku lewat telepon.
Kak Firman sudah menyelesaikan S1
nya dengan gelar Ph. Tetapi Kak Firman tetap masih ingin melanjutkan study nya.
Aku tetap setia menunggu meskipun hatiku letih menunggunya. 1 tahun setelah
keberangkatan Kak Firman, ku jatuh sakit dan terkena kanker dalam organ bagian
dalam. Aku tak memberitahu Kak Firman aku tak ingin menjadi beban fikiran Kak
Firman. Tak pernah aku berkata apa-apa selain kata “Setia”, dan 2 minggu
belakangan ini dokter menganjurkan aku untuk periksa, tapi tak sedikitpun ada
hasil dalam penyakit ku ini.
Malam tiba menyapu senja. Malam
yang sunyi untuk hati yang sepi. Suara percikan air terdengar dari belakang.
“Aida, ayo sholat jama’ah maghrib dulu” teriak Abi
dari luar kamarku.
“iya” Sahutku.
Aku langsung berwudhu. Ku
lafadzakan do’a berwudhu dari raut wajahku. Kuabsuh sampai kening, kuusap kedua
tangan dengan merata, ku sapu kening atas sampai terbasuh mahkotaku, ku usap
lagi daun telingga ku, dan terakhir kubilas dengan bersih kaki ku .setelah
selsai berwudhu, kutadahkan tangan ku menghadap kiblat dengan diiringi
panjatan-panjatan do’a ba’da wudhu.
Dalam setiap sujudku, kuhadapkan
jiwa ini teruntuk dzat yang agung.
Ya allah..
Aku hanyalah hamba-Mu yang lemah, yang hanya bisa bersujud,
dan hanya engkaulah tempatku kembali.
Ya Allah ..
Engkaulah yang memberikan perasaan ku terhadap hambamu
itu...
Ya Allah ..
Jikalau kau ambil nyawa ini, kau putuskan aliran nafas ini
tidak akan lama lagi, Kumohon pada-Mu. Pertemukanlah aku dengan pangeran ku
disyurga-Mu karena cintaku. Terhadapnya sampai kututup mata, cinta ku terus
mengalir seperti sebiasanya..
Ya Allah..
Pertemukanlah aku dengan orang-orang yang menyayangiku..
Aku takpantas ke
syurga-mu......akan tetapi aku tak akkan sangup ke Neraka-Mu.
Air mataku tetumpah seketika,
menderas tak tertahan. Tak bisa ku berkata.
Abi dan Umi sudah dari tadi meninggalkan aku di mushola
rumah. Abi dan Umi tahu bahwa apa yang sedan kupanjatkan diatas sajadah cintaku
pada Maha Agung. Segera aku lipat mukena dan sajadah itu suci yang kupakai itu.
Umi dan abi memanggilku diruang depan.
“Duduk Aida” printah Abi dengan lembut. Aku langsung
menempatkan diri dengan duduk didepan mereka berdua dengan mata ku yang masih
membekas air mata.
“ Kau sudah beritahu soal ini ke Firman?”Tanya Abi padaku.
“Ndak Abi.”jawabku dengan singkat, tak kuat aku berkata .
“Kenapa?ndak kasihan kah engkau??’’ tanya Abi lagi padaku.
Pertanyaan abi kali ini membuat ku terbebani untuk menjawab.
“Aida ndak ingi membebani fikiran Kak Firman delam
kuliahnya”sahutku.
“Aida dengar ya, kamu bukannya membebani Firman tapi kamu
ndak takutFirman akan lebih terbebani jika suatu saat sesuatu besar terjadi dan
itu akan lebih berat Firman meerimanya, dan lebih baik kamu beritahu dia,
katakan lah yang sesungguhnya meskipun itu menyakitkan.”Jelas Abi.penjelasan
yang membuatku lebih pedih untuk mengatakannya pada Kak Firman.
***
02-4-14
Salamrindu
untuk Akhi.
Assalamualaikum..
Akhii..
Ukhti Rindu ..rindu yang terpasang di langit-langit malam
menghitam. Dengan ditemani malaikat malam.
Ukhti selalu menunggu dimanapun akhi menyambut
Ma’afkan ukti yang terlalu lemah ini.
Akhi, denga segenap cinta Ukhti ingin katakan sesuatu.
Akhii..
3 tahun Ukti jalani penderitaan yng berbelit-belit dengan
penyakit Ukhti..
Bertahan demi akhii adalah kawan sejati ukti sepanjang
malam.
Ukti lusa jalani oprasi, ukhti mengaharapkan do’a dari
akhi..karena do’a akhi adalah penguat ukhti dalam jalani hidup ukhti..
Akhi tak perlu
khawatir, akhi harus selesaikan sulu kuliah demi masa depan kita bersama.
Akhi.
Jika suatu saat terjadi sesuatu pada ukhti.
Entah kepedihan atau penderitaan.
Janganlah menangis, hapus air mata akhi..
Allah yang menjadi saksi cinta akhii dan ukhti
Jangan akhii sesalkan ini semua dengan Allah.
Allah sengat adil atas semua ini.
Allah sudah persiapkn surga-Nya untuk Ukhti dan akhii.
Menjalani kehidupan di syurga Alllah..
Kita akan bersatu untuk selamanya..
Ma’afkan jika ukhti membebani akhii.
Tapi ini adalah yang terbaik untukakhii dan ukhti..
Diakhir nanti..
Tertanda
Aida.
Kutulis
namaku dikalimat terakhir, tak kuat aku menulis nya, air mataku menderas. Sakit
rasanya jika membuat pernyataan untuk Kak Firman seperti ini. Cepat-cepat aku
lipat surat ini agar tak terkena tetesan air mataku .aku pergi ke pos ,sengaja
aku sendirian ,tak menyuruh Bibi muti untuk mengantar ku.
***
Pagi
yang gelap, embun tutupi alam sekitar. Bunga-bunga bermekaran dari kelayuannya.
Seseorang yang malang siap untuk hadapi oprasi. Aku harus siap oprasi ini demi
kebaikan semua terutama Kak Firman dan Umi, Abi. Sebelum aku dioprasi dokter mengatakan kata yang membuatku lebih
percaya untuk kehidupan.
‘’Semua akan
baik-baik ,jalani semua dengan banyak meantunkann asma Allah, semua
sudah diatur oleh Allah. Percayalah.”kata dokter sembari tersenyum memandangku
dengan penuh kelembutan dan kepercayaan.
Satu
jam jalani oprasi.
Aku langsung dibawa kesebuah ruangan.aku tak sadar , aku
berada disebuah ruangan yang luas ,ruanganyang cerah lebih cerah dari dunia.
Aku mengnakan jubah putih yang suci.
‘’Aida” teriak seseorang dari kejauhan yang mengenakan
sebuah baju putihbersih, Kak Firman.
“Aida” teriak dari sudut kanan. Abi dan Umi. Subhanallah.
Merekaberdua terlihat cantik dan tampan. Aku terenyum memandang mereka bertiga.
Tapi semkin aku mendekati mereka, mereka pergi menjauh,danbelumsempat aku
berlari, mereka hilang seketika.
“Umi..Abii..”Sahutku.
“iya, Aida, kamu harus bertahan”kata Umi sengan mata yang
berkaca-kaca.
“Umi Abi..semua adalah takdir Allah, jangan sesalkan semua
ini pada Allah. Karena allah sudah adil, aida bahagia bisa hidup bersama Abi
dan Umi..syurga sudah disiapkan Allah untuk kita berasama...”Belum sempat aku
berkata. Hatiku seaakan sudah tak bernyawa. Nafasku tersendat. mataku tak kuat
untuk kubuka.
“INNALILLAHI WAA INNA ILAHI RAJI’UN’’ sahut Abi dan Umi
dengan air matanya yang menderas. Perasaan tak kuasa, tak terima tampak diraut
wajah mereka.
***
satu
hari Setelah kepergianku. Kak Firman mengirimkan surat dan sebungkus kado
kecil. Kiriman itu diterima oleh Abi dan mentandatanginya di sebuah buku yang
dibawa petugas pos.
Tertera nama Firmansyah. Mereka sengaja tak membukanya dan
sengaja menyimpan surat dan sebungkus kado itu di lemariku.
4-april-2014
Salam
rindu Akhi.
Untuk
Ukhti
Assalamualaikum..
Salam rindu akhii ..rindu yang terpasang diatas cahaya
rembulan..
Ukhti..Hilangkan semua penat yang menjadi beban untuk ukhti
.semua akan baik-baik saja ..
Akhi ketika menulis surat ini.. entah perasaan khawatir
apa yang muncul seketika dibenak fikiran
akhii.
Apakah semua baik-baik saja Ukhti.?? Akhi usai sholat
tahajud, melihat ukhti mengenakan jubah putih berkerudung suci, ukhti tampak
cantik sekali, seperti bidadari yang turun dari langit dari Allah untuk Akhhi
milikki..ahkhi tak sabar ingin menjadi iman untuk ukhti..
Ingatkah ini tangal apa ukhti??
Taaqaballalu minna wa minkii ukhti.....Uhibul Fillah Yaa
Ukhti...
Akhi sudah persiapkan sebuah permata cinta untuk ukhti...ukhti
anggaplah isi binggkisan ini sebagai bukti lamaran kita...
Dan jika Allah mempermudah urusan akhii denga
baik...Insyallah lusa akhii akan siap untuk terbang ke tanah abang dan akhii
akan pinang ukhti dan mengajak ukhtii didalam kehidupan yang penuh kebahagian
dari cinta akhii untuk ukhti..
Itulah yang akhii nantikan dan menjadi harapan yang akhi
impikan..
Akhi tak banyak lagi berkata, dan apa
yang akhii tulis didalam surat ini adalah semua perasaan cinta akhii untuk
ukhti..
Wassalamalaikum..
Jejak Cinta
Terik Matahari yang panas, membakar tubuh seorang pekerja
keras. Matahari yang tak juga kunjung padam, cahaya bulan yang tak kunjung
datang. Diujung ladang, seseorang diri mendesah dengan diiringi raut wajahnya
yang mengelisah. Detik perdetik bercik-bercik tetesannya mengalir tanda tak
kuasa, menangis menderu-deru. Ia membuka buku yang ia bawa dan ia menulis bercik-bercik pena
diatas kertas putihnya.
“Tuhan aku tak kuasa.. berilah aku aliran cinta sucinya....Berilah aku
ketulusan hatinya..
Tuhan... Jika hati ini tak pantas untuk dapatkannya...
Berilah aku sedikit kebahagiaan ...agar kudapathapus air mata ini... “
Kertas-kertas yang ditulis basah tak
sedikitpun tak terkena air matanya. Tiba-tiba ada seseorang yang
mengaggetkannya dari belakang.
“Melani..”
Kaget Reza dari belakang.
“aaaaa...”
Melani tersentak dan mendonggakan kepalanya kearah belakang.
“Reza “ jerit Melani dengan kesal.
“Kamu
nangis??” Tanya Reza sambil menepati duduk di sebelah kiri Melani.
“Haa..enggak
‘’ Dengan sigap Melani langsung mengusap air matanya mengunakan kedua telapak
tanggan.
“Kamu
bohong, mata kamu sembam “ Kata Reza dengan panik sambil menunjuk mata Melani.
“aa...enggak
tadi ada sesuatu dimata, trus aku kucek jadinya merah banget nih, lihat. “ Alasan Melani dengan memamerkan matanya yang
beralasan kebohongan .
Melani terus menutupi hatinya bahwa
sebenarnya hatinya tidak dalam keadaan baik, tapi seringkali didepan Reza selalu
menutupinya dengan senyuman manisanya, sehingga Reza tak pernah tahu.
Reza melirik
buku yang dibawa Melani dipangkuannya.
“Lihat dong
bukunya Mel ‘’Pinta Reza dengan berharap.
“Enggak ini
buku Pribadi ‘’jawab singkat Melani.
“Mmmmm..ya
deh, ma’af “ Kata Reza dengan kecewa.
“Kamu kok
tau aku disini?’’ Tanya Melani memandag Reza.
“Ya tau lah
aku kan Power Ranger ‘’ Jawab Reza dengan santai dengan senyumannya yang
termanis bagi Melani.
“iihh
..kamu gak pernah serius kalau ditanya”
Kata Melani dengan menyenggol bahu Reza.
“Terus kamu
ngapain kesini “ tanya Reza
“ Pengen
ngungkapin perasaan “ Jawab Melani.
“ Ngungkapin
perasaan sampai ke ladang, nggak kurang jauh, mending didepan Rumah Sakit aja,
sekalian nanti kalau udah kejer-kejer nanggisnya kayak tadi biar langsung bawa
ke Ruah Sakit...” Canda Reza dengan girang.
“bukan Rumah
Sakit tapi Rumah Hantu “ Sahut Melani.
Reza hanya
tersenyum menanggapi Melani. Senyumanya seperti batu, Reza tak punya bahan lagi
untuk bisa membuat Melani tersenyum.
“Pulang
yukk..’’ Ajak Melani memandang mata Reza yang berwarna coklat.
“emm...”
Reza menuruti permintaan Melani.
Mereka berdua berdiri dan berjalan diujung-ujung ladang
dengan bergandengan tangan. Reza berjalan dibelakang Melani, dengan senyuman
merekah. Ia puaskan kebahagiaan ini untuk bisa bersama Melani. Tapi tanggan
yang digenggam melani tiba-tiba mulai melepas.
***
“Sesuatu itu
tak harus termiliki, mungkin kita kadang terlalu mengingginkannya, tapi kadang
kita tak terlalu mengingingkannya , maka justru itu semua yang kita miliki....tapi jangan lupa dibalik itu
semua ada usahanya”Jelas Syahdu teman sebangku Melani.
‘’Tapi
rasanya, aku udah usaha seberapa besar demi dapatkan dia du..” Kata Melani
menutup buku Sosiolaginya yang terbuka.
“Gini
...mungkin tuhan belum memberi yang seharusnya kita inginkan meskipun udah
berusaha seberapa besarnya dan mungkin saja Tuhan tak mengingginkan kita dapatkan
apa yang kita ingginkan, udahlah turutin yang aku saranin dulu, mending sama
orang yang sayang sama kamu dan daripada kamu menyayanggi tapi yang pihak sana
tak sedikitpun sayang sama kamu..sia-sia tau” Jelas Syahdu dengan wajah yang
sedikit mengotot pada Melani.
“Tapi du..”
Melani dengan jelas mendenggar penjelasan Syahdu.
“Udah
ya..Aku mau ke Kantin, mau ikut ?” Ajak
Syahdu dengan memperalihkan pembicaraan. Melani hanya menggelengakan Kepalanya.
“Ya Udah ‘’
Kata Syahdu dengan sedikit kecewa, dan berdiri berjalan menuju kantin sedangkan
Melani hanya duduk menis diatas kursi memandangi buku dairynya.
Lagi-lagi Ada sesuatu yang ingin ia ungkapkan. Baginya Buku
itu adalah jaminan perasaanya, rahasia terbesar dalam kesendiriannya. Baginya,
diam lebih baik dari berteriak kebahagiaan namun masih mengantungkan kepahitan.
“Melani..’’
Teriak Laki-laki yang memakai seragam abu-abu putih dengan menggunakan kacamata
hitam tebal, laki-laki itu berlari menghampiri Melani. Melani mencari sumber
teriakan namanya itu dan menunggu laki-laki itu ke arah nya dengan semakin
dekat.
‘’Zaky..”
Desis Melani dengan Tersenyum ketika zaky menghampirinya.
“Kamu mau
kemana? “ Tanya Zaky dengan ngos-ngosan.
“Gak tau”
Jawab Melani dengan gugup.
“Haa...duduk
ditaman yuk “Ajak Zaky sembari mengandeng tangan mungil Melani. Melani hanya
menurut dan beranjak mengikuti Zaky yang menariknya dengan keras namun halus.
***
Bunga-bunga seakan kembali
bermekaran dari kelayuan melihat anak manusia yang berduduk bersandingan di
Taman Sekolah. Terik matahari terlihat sudah melengeser dari ufuk timur. Udara
semakin menyengat kulit tipis gerombolan anak-anak manusia yang terlihat ribut.
Zaky dan melani duduk
bersebelahan sembari memandang sekitar,seperti ada sesuatu yang ingin
dikeluarkan darimulutnya. Melani dengan penuh sabar, menunggu dan memandang
raut wajah Zaky yang terlihat serius.
“Mau cerita
nih !”Pinta Zaky pada Melani.
Melani hanya melirik dan tersenyum tanda kesediaannya untuk
dengarkan celoteh-celotehan Zaky ketika bercerita.
“Wanita itu
kalau diperhati’in trus-trusan senang nggak sih?”Tanya Zaky.
“Kalau
menurut aku nih , senang-senang aja, karena kalau wanita itu juga suka atau
cinta sama kamu, pastinya senang, kamu kenapa kok nanyanya gitu?? Haa? Lagi
jatuh cinta nih zaky...”Kata Melani dengan menyenggol bahu Zaky.
“Apa sih
mel..” Kata Zaky tersipu malu.
“Anak sini?”Tanya
Melani, Zaky hanya terseyum.
“Siapa?”tanya
lagi Melani.
“pastinya
bukan kamu” Kata Zaky dengan mengejutkan Melani, raut wajah Melani berubah
muram. Tubuhnya melemas seperti diremas dengan keras. Hatinya bagai disambar
kilatan petir yang menyakitkan.
“Ohh..”
jawab singkat Melani, walau sebenarnya tak kuat Melani mendengar pernyataan
Zaky. Mata Melani mulai berkaca-kaca, tapi Ia denga segera memalingkan ke atas
untuk menyembunyikan air matanya yang masih menganjal di kelopak matanya.
(Zaky
sandainya wanita yang kamu jatuh cintai itu adalah aku, mungkin aku adalah
perempuan terbahagia. Tapi mungkin rasa itu hadir di ingkupan hatiku, bukan
kamu.) Lirih Melani dalam hati.
***
Malam yang sunyi untuk hati yang
sepi. Awan terlihat semakin menggelap, kerlap-kerlip bintang berikan hiasan
kedasar langit yang menghitam. Tapi malaikat cinta berikan kepedihan pada anak
manusia yang mendesah menanggis karena Cinta.
“Kau berikan senyum terindahmu..
Dan kau berikan pernyataan yang menyakitkan bagiku.
Tuhan ..Jika air mata kau berikan dalam arti
kesedihan..
Akankah aku dapatkan air mata dalam arti kebahagiaan..”
Tulis Melani
dalam buku dairynya.
Tiba-tiba Melani teringat seseorang
yang hampir ia lupakan dalam beberapa hari ini.
“Reza” Desis
Melani dengan lirih. Entah perasaan apa yang tiba-tiba Melani rasakan. Ia
merasa sangat rindu sekali dengan sahabatnya, Reza.
(“Dimana
dia?”)Tanya Melani dalam hati, Namun dengan segera Melani langsung menepis nama
itu dan beranjak ke atas Ranjang untuk beristirahat. Sekelibatan bayang-bayang
Zaky selalu memenuhi fikiran Melani yang lama termenung tak bisa tidur. Tapi ia
paksakan matanya untuk menutup semua bayangan yang menyelinap itu.
***
“Syahdu,kamu
tau Reza nggak?” Tanya Melani.
“enggak,
bukannya kemana-mana sama kamu mel?’’ Tanya balik Syahdu.
“Enggak ,2
hari belakangan ini aku nggak pernah sama dia, Ikut aku ke kelasnya yuk”Ajak
Melani.
Mereka berdua berjalan menuju kelas
Reza, dan belum sampai ke kelas Reza,
ada teman Reza yang mau membawa sebuah surat kecil yang munggil berwarna ungu.
Surat itu titipan Reza yang diberikan untukku.
“Melani..”
Kata Mila teman sekelas Reza.
”eh..kak mil
tau Kak Reza?’’ Tanya Melani dengan panik.
“Justru itu
yang mau kak mila bilangin, 2 hari terakhir ini kak mila ketemu Reza didepan
Gerbang Sekolah dan dia nitipin ini ke aku untuk kamu” Jelas Kak Mila dengan
memberi surat yang dibawanya.
“Dia emang
kemana kak?” Tanya Melani.
“Dia kemarin
bilang kalau mau pindah ke Amerika, Orang tuanya yang meminta”
‘’Ameri...”Belum
sempat Melani berkata, ia langsung membuka isi surat dari Reza, disampulnya
tertera nama “Bunggaku, Melani.”
Untuk Melani
Tiga
setengah tahun bukanlah waktu yang lama. Mencoba memperjalani indahnya cinta
dengan sia-sia, terkadang bahagia, namun terasa rapuh.
Melaniku..
Aku tak sanggup menanggap hatimu,
sekerasa apakah hatimu itu.
Melaniku..
Aku tak sanggup mencuri bayangmu,
walaupun setitikpun tak sanggup aku..karena bayangmu tertinggal dibelah-belah
jiwa seseorang yang menjadi belahan cintamu.
Melani..
Ma’afkan aku yang menanggisimu demi
ketidakwajaran...
Karena tak kuat aku menahan
kerapuhnku..
Mungkin akan lebih baik aku pergi dan
pergi dalam bayangmu.
Pergi dalam hidupmu..
Karena sedari kau bukan milikku,
walaupun aku berharap menjadi milikmu..
Aku pergi bukan untuk sementara ,
akan tetapi untuk selamanya..
Karena butuh waktu yang lama atau
bahkan untuk seumur hidup untuk melupakan dirimu.
Aku akan kembali...
Tapi berilah aku kebahagiaan Melani..
Karena terlalu banyak kepedihan yang
kau berikan sehingga tak kuasa aku menerimanya lagi ..
Lupakanlah belahan cintamu itu..
Karena aku tak ingin kau
mencintainya..
Setitikpun tak ingin, karena cintamu
hanya untukku..
Anggaplah surat ini menjadi percikan
perpisahan dalam hidupmu..
Selamat tinggal Melaniku..
I Love You..
08-Maret-2014
Sahabat
Cintamu
Reza
Air mata Melani menderas menguyur membasahi
pipinya. Melani tersadar akan Penyesalan adalah kawan sejati. Sempai detik ini melani
menyadari Jejak cinta Reza yang kini hilang lenyap tak terungkap.
Zaky dan melani duduk bersebelahan sembari memandang sekitar,seperti ada sesuatu yang ingin dikeluarkan darimulutnya. Melani dengan penuh sabar, menunggu dan memandang raut wajah Zaky yang terlihat serius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar