Minggu, 13 September 2015

Tuhan... Aku Takkan mengalah pada keluh



                Dalam malam yang sepi, dengan keredupan hati, keheningan terbias dibilah bilah sisi. Udara tak henti-hentinya bersemilir. Semerbak aroma segar dari tanah yang basah dengan rata. Mulut ini terus membungkam dengan rasa keluhan. Hanya aku seorang diri meratapi kejenuhan. Tuhan.. ijinkan aku mengeluh pada kenikmatan-Mu, pada semua keberkahan-Mu, pada semua rasa syukur ku terhadap-Mu.
                Hari ini, aku menjejakan langkahku dengan sampullan niat.Tapi jiwaku masih tak bersandar diri. Aku tenangkan getaran dalam sanubari. Disudut Asrama tempat ku menaruhkan diri dan hatiku dengan tenang dan jugapun secara illahi. Dalam kesendirian aku eluhkan semua keresehan dan, kerinduan yang terpasang bergelantungan diatas kepala.
                Aku mulai perjalanan ini dengan lembaran suci yang tertera dihati. Tapi eluhan ini masih terus ada dibenak-benak akal. Tak tau apa yang harus kubuat, kehidupan yang berawal dengan kesendirian, dan berakhir dengan kebersamaan itu jika tuhan ijinkan aku rasakan rasa kedamaian yang tergali dihati, tertumbuh disanubari dan terhias dihati.
                Aku menyerah, dengan segenap kepasrahan. Hanya langkahku yang pasti, tapi hatiku tak terentak untuk kembali. Melihat sekeliling dengan banyak gerombolan anak-anak manuusia, canda, tawa, dan senyum yang terlukis diraut wajah mereka. Hanya aku.. setangkai bunga mawar layu yang tak tersirami, dan sepucuk tangkai bunga yang basi yang tak mau tumbuh kembali. Harus apa aku ini, hingga aku tersandarkan diri, hingga ku dapat rasakan helaan nafas lega di sela-sela rongga. Hingga pada akhirnya, aku mengeluh pada keluh, keluh yang tercampur kesah dan resah,keluh yang membuat ku menyerah untuk tak tumbuh kembali, keluhan yang membuatku tumbuh berduri.
                Aku kalah, aku resah dan aku gelisah. hidup dengan segala perbedaan, hidup dengan segenap kesendirian, dan hidup sengan perasaan keprasahan.tuhan.. dimana titik jejak kebahagiaan untukku?? Beginikah cara kau membuka hatiku dalam kelamnya hidupku. Hingga aku harus memendam keluhan. Kepada siapa aku mengeluh?
                Hingga aku tersadarkan lamunan pada perkataan seorang “ Kemarilah kawan, aku kawan dalam kesendirianmu, aku kawan yang menemanimu, ikutlah bersamaku dalam mimpi indahku yang jauh dari keluhan tak guna mu.” Hingga mataku berbinar tatap wanita itu, hatiku terpanah pada pekataan itu. Hingga aku memulai mengubur keluhan itu perlahan lahan. tapi badai kerinduan terus menerjang padaku, hingga aku mengalah pada keluhan, hingga menyerah pada kesah, dan hingga gelisah pada kesah. Mati rasa aku ditengah-tengah kerinduan pada sosok pendukung masa depan hidupku;Ayah-Ibu.
                Tuhan, berilah aku secuil kebahagiaan yang terbuaur dipermukaan raut wajah suram ku. Tuhan.. berilah aku pintu keampunan untukku, sebab kulalaikan Nikmat-Mu, sebab ku remehkan keberkahan-MU. Krena tak sanggup aku hidup didalam perbedaan. Karena aku berbeda dengan mereka, karena aku tak dapat mengraunggi kebehagiaan bersama mereka.
                Apa mungkin aku tersenyum yang menghias diraut wajahku? Apa mungkin aku dapat rasakan ketahanan dalam hidup diantara mereka? Dan apa aku mampu menahan amarah pada keluhan ku ? aku berdiri dengan paksaan, hingga tak seorang pun yang menyongkongnya. Aku layu termakan rayap, hingga separuh jiwaku sirna tergerogoti pada eluhan.
                Dengan segenap kepercayaan, kupaksakan aku bangkit, kupaksakan aku merengkuh semua ambisi yang hampir termakan keluh. Hingga cahaya-Mu  terlintas disekelibatan-sekelibatan mataku. Hingga aku belajar mengenal-Mu pada duniaku, dan aku tanam kebhagiaan itu detik perdetik yang kau jadikan petikan pelajaran untukku.
                Kau beri aku begini, karena kau menguji kebahagiaanku, Kau berikan sebongkah rasa ini, karena beribu-ribu kau menguji kesabaranku. Tuhan, sesalku pada-Mu tak terhapus masa, hingga pengabdian ku terhadap-Mu pada sajadah cintaku terhadap-Mu. Tuhan,, aku takkan menyerah pada keluh, pada resah dan pada gelisahku.. Tuhan,, aku takkan mengalah pada Keluh.

By : Faiqoh Az-Zahra
       12-Agustus-2014.