Berdiam diri
didalam heningnya malam, dengan ditemani
liliran udara yang menrkam jiwa sang pemalang. Rintihan gerimis mulai tertanam.
Aku duduk diatas kursi belajar dengan gerakan pena yang mendasar, melirik jam
menunjuk angka 10.00 segera ku beralih ke atas ranjang untuk beranjak kedalam
mimpi baru.
***
“Aida” Suara
ketukan dari pintu kamarku.
“iya”Sahutku dengan
raut wajah yang kesal
“cepat-cepat mandi,
dan ganti pakaian, Abi sudah menunggu kamu “.jelas Umi dengan suara yang keras.
Tanpa banyak berkata,
aku langsung beranjak ke kamar mandi dan berpakaian seragam, dan belum sempat
aku mengambil sebuah buku yang sengaja
kuletakkan tadi malam, suara bel dari luar, tanda Abi sudah siap untuk
berangkat, dengn sigap aku cepat-cepat mengambil buku itu dan berlari ke arah
pintu kamarku.
***
Pagi masih buta,
terselimuti embun. Bunga-bungga berjejeran menyambut mentari telah tiba. Padi
menari menyambut pahlawan yang siap untuk mejaganya, Aku berjaln menuju gerbang
dan melewati kantor guru yang tampak jelas masih sepi. Dikelas belum sempt aku
duduk, secarik kertas terselipkan dibilah-bilah lingkaran bangku ku.
Kubuka tertera nama
didepan sampul surat itu “Firmansyah” bibir ku melengkung tersenyum.
Dari Firmansyah
Teruntuk
Aida Qur’annisya.
Assalamualaikum..
Pagi yang cerah, berharap
terikmatahari tak kunjung tampakkan sinarnya.
Salam rindu teruntukmu Aida.
Dengan sebongkah Cintaku hanya teruntukmu, dan Allah.
Aku mengaggumi dan mencintaimu hanya karna Allah
Aku mencintaimu dengan pemahaman dan pengertian yang
berbeda.
Karna Allah belum tentu menjadikan ku sebagai imammu.
Tapi aku akan terus menampakkan hatiku untukmu.
Hanya
kaulah segalanya cintaku, berharap kasih dan sayang ini hingga diujung akhir
penghabisan tak pernah terbuyarkan. Dan berharap disepanjang kehidupan ini
Allah memberikan jalan kehidupan untuk kita bersama.
“Jagalah
hatimu, karna hatiku selamanya untukmu “
Wassalamualaikum..
Senyuman ku melebar tanda
kebahagiaan. seseorang yang menjadi idaman ku memberikan janji sucinya,Seseorang
yang menjadi kan ku bangkit dari gelapnya kehidupan. Tertawa, bersedih dan
terjatuh bersama.
“Teng..teng...”
Bunyi bl berlonceng dengan keras.
Cepat-cepat aku duduk dikurisku
dengan tenang dan menyambut guru datang.
***
Jam
pelajaran kesatu dan tiga selesai. Aku mengambil selembar kertas didalam
seblipan buku ku. Kutuliskan coretan-coretan pena diatas lembarang kertas suci
itu.
Dari
Aida
Untuk
Kak Firmansyah.
Assalamualaikum...
Terik Matahari sengitkan tubuh.
Kini berharap senja dengan cepat tampakkan keelokaanya dan tinggalkan bekas
sinar matahari.
Salam
rinduku semoga tersampaikan pada kak firman terbayang.
Dengan
segenap panjatan tercurahkan pada Allah yang berkuasa. Tak pernah ada singgahan
hati teruntukmu kakak.
Secuilpun
takkan pernah, tersimpan selalu anggan mu dalam setiap inggatku
Pengharapanku
menjadi pengharapanmu
Kakak...
Gapailah
cita-cita yang kakak inginkan...
Adik
disini akan selalu setia memberikan segenap curahan dan dukungan besar karna
kesetiaan hati.
Jangganlah
kakak berfikir keras hanya demi ketidakwajaran.
Adik
disini akan tetap selalu setia menunggu, disetiap langkah kakak memulai.
Wassalamualaikum....
Aku melipat surat itu dengan rapi, dan berjalan keluar dari kelas
menuju kelas kak firman yang terlalu jauh jika dari kelasku.
“Kak “Teriakku memanggil Kak Mila, teman
sekelas Kak Firman.aku berlari dengan cepat menghampiri Kak Mila
“pasti mau cari firman kan ?”Tanya kak Mila
dengan meunjuk ku. Aku hanya mengganguk menjawab pertanyaan itu.
“Kayaknya dia nggak ada dikelas, tadi aku
lihat dia lagi dikantin sama temen-temennya.”
“Kalau gitu, aku nitip ini”Kataku dengan
meyodorkan surat yang kubawa.
“Ya,nanti pasti aku sampaikan”
Aku
membalikkan tubuh ku dan beranjak pergi didepan kelas kak Fiman. Saat aku
berjalan, sengaja aku lewat kantin dan aku melihat Kak Firman dengan
teman-temannya melahap makanan yang dibeli dikantin. Kak Firman melihatku dan
tersenyum manis,entah apa arti senyuman itu. Segera aku melanjutkan jalanku dan
menepis pandangan itu karna aku tahu pasti Allah akan marah jikalau melihat
perbuatanku yang dapat menterjelurumuskan aku kedalam nerakanya.
***
Hari
telah silih berganti, detik perdetik berkumpul menjadi menit. Menit permenit
berkumpul menjadi jam dan jam akan berkumpul menjadi hri dan hari akan berkumul
menjadi bulan. Terus berjalan dan tak pernah terhentikan terkecuali jika Hari
akhir tiba.
Perpisahan
sekolah akan dirayakan . Melepas semua penat yang tak terlupakkan terutama
bersama Kak Firman
Aku hari ini sengaja datang lebih awal . aku
ingin menempatkan sejrik kertas di bangku Kak Firman.
Kak
Firman berumur lebih tua daripada aku, dia kakak juga sekaligus masa depanku.
Aka dan dia sudah terlebih dijodohkan ketika aku dan kak Firman berumur 5 tahun
dan kak Firman 7 Tahun. Aku belum mengerti apa yang semua terjadi diwaktu itu,
tapi Kak Firmanlah yang selalu membuat ku belajar apa itu arti Cinta, dan
hingga kini perasaan itu masih tersimpan rapi dihatiku.
Kak
Firman akan melanjutkan Beasiswanya di Universitas Canberra-Australia sebagai
murid yang cerdas.
Ya Allah..semoga kau akan tetap berikan
perlindungan pada Hamba yang kucintai itu.
***
5 Tahun Kemudian..
Bangunan-bangunan
menjulang lebih tinggi,asap-asap bertambah menjadi lebih sesak, semua berubah,
dan aku sudah beranjak lebih dewasa dari masa-masa sekoah yang sudah lama
berlalu. Aku berumur 21 tahun dan Kak Firman 23 tahun .sebulan lalu, aku dan
dia sudah resmi lamaran meskipun belum secara langsung, tetapi Kak Firman
menggatakan tujuannya untuk melamarku lewat telepon.
Kak Firman sudah
menyelesaikan S1 nya dengan gelar Ph. Tetapi Kak Firman tetap masih ingi
melanjutkan study nya. Aku tetap setia menunggu meskipun hatiku letih
menunggunya. 1 tahun setelah keberangkatan Kak Firman, ku jatuh sakit dan
terkena kanker dalam organ bagian dalam. Aku tak memberitahu Kak Firman aku tak
ingin menjadi beban fikiran Kak Firman. Tak pernah aku berkata apa-apa selain
kata “Setia”, dan 2 minggu belakangan ini dokter menganjurkan aku untuk
periksa, tapi tak sedikitpun ada hasil
dalam penyakit ku ini.
Malam tiba menyapu
senja. Malam yang sunyi untuk hati yang sepi. Suara percikan air terdengar dari
belakang.
“Aida, ayo sholat jama’ah maghrib dulu” teriak Abi
dari luar kamarku.
“iya” Sahutku.
Aku langsung
berwudhu. Ku lafadzakando’a berwushu dari raut wajahku. Kubsuh smpai kening,
kuusap kedua tangan dengan merata, ku sapu kening atas sampai terbasih
mahkotaku, ku usap lagi daun telingga ku, dan terakhir kubilas dengan bersih
kaki ku .setelah selsai berwudhu, kutadahkan tangan ku menghadap kiblat dengan
diiringi panjatan-panjatan do’a ba’da wudhu.
Dalam setiap
sujudku, kuhadapkan jiwa ini teruntuk dzat yang agung.
Ya allah..
Aku hanyalah hamba-Mu yang lemah, yang hanya
bisa bersujud, dan hanya engkaulah tempatku kembali.
Ya Allah ..
Engkaulah yang memberikan perasaan ku terhadap
hambamu itu...
Ya Allah ..
Jikalau kau ambil nya ini, kau putuskan aliran
nafas ini tidak akan lama lagi, Kumohon pada-Mu. Pertemukanlah aku dengan
pangeran ku disyurga-Mu karena cintaku. Terhadapnya sampai kututup mata, cinta
jy terus mengalir seperti sebiasanya..
Ya Allah..
Pertemukanlah aku dengan orang-orang yang
menyayangiku..
Aku takpantas ke
syurga-mu......akan tetapi aku tak akkan sangup ke Neraka-Mu.
Air mataku trtumpah
seketika, menderas tak tertahan. Tak bisa ku berkata.
Abi dan Umi sudah dari tadi meninggalkan aku
di mushola rumah. Abi dan Umi tahu bahwa apa yang sedan kupanjatkan diatas
sajadah cintaku pada Maha Besar. Segera aku lipat mukena dan sajadah itu suci
yang kupakai itu. Umi dan abi memanggilku diruang depan.
“Duduk Aida” printah Abi dengan lembut. Aku
langsung menempatkan diri dengan duduk didepan mereka berdua dengan mata ku
yang masih membekas air mata.
“ Kau sudah beritahu soal ini ke Firman?”Tanya
Abi padaku.
“Ndak Abi.”jawabku dengan singkat, tak kuat
aku berkata .
“Kenapa?ndak kasihan kah engkau??’’ tanya Abi
lagi padaku.
Pertanyaan abi kali ini membuat ku terbebani
untuk menjawab.
“Aida ndak ingi membebani fikiran Kak Firman
delam kuliahnya”sahutku.
“Aida dengar ya, kamu bukannya membebani Firman
tapi kamu ndak takutFirman akan lebih terbebani jika suatu saat sesuatu besar
terjadi dan itu akan lebih berat Firman meerimanya, dan lebih baik kamu
beritahu dia, katakan lah yang sesungguhnya meskipun itu menyakitkan.”Jelas
Abi.penjelasan yang membuatku lebih pedih untuk mengatakannya pada Kak Firman.
***
02-4-14
Salamrindu
untk Akhi.
Assalamualaikum..
Akhii..
Ukhti Rindu ..rindu yang terpasang di
langit-langit malam menghitam. Dengan ditemani malaikat malam.
Ukhti selalu menunggu dimanapun akhi menyambut
Ma’afkan ukti yang terlalu lemah ini.
Akhi, denga segenap cinta Ukhti ingin katakan
sesuatu.
Akhii..
3 tahun Ukti jalani penderitaan yng
berbelit-belit dengan penyakit Ukhti..
Bertahan demi akhii adalah kawan sejati ukti
sepanjang malam.
Ukti lusa jalani oprasi, ukhti mengaharapkan
do’ah dari akhi..karena ado’a akhi adalah penguat ukhti dalam jalani hidup
ukhti..
Akhi
tak perlu khawatir, akhi harus selesaikan sulu kuliah demi masa depan
kita bersama.
Akhi.
Jika suatu saat terjadi sesuatu pada ukhti.
Entah kepedihan atau penderitaan.
Janganlah menangis, hapus air mata akhi..
Allah yang menjadi saksi sinta akhii dan ukhti
Jangan akhii sesalkan ini semua dengan Allah.
Allah sengt adil atas semua ini.
Allah sudah persiapkn surga-Nya untuk Ukhti
dan akhii.
Menjalani kehidupan di syurga Alllah..
Kita akan bersatu untuk selamanya..
Ma’afkan jika ukhti membebani akhii.
Tapi ini adalah yang terbaik untukakhii dan
ukhti..
Diakhir nanti..
Tertanda
Aida.
Kutulis
namaku dikalimat terakhir, tak kuat aku menulis nya, air mataku menderas. Sakit
rasnya jika membuat pernyataan untuk Kak Firman seperti ini. Cepat-cepat aku
lipat surat ini agar tak terkena tetesan air mataku .aku pergi ke pos ,sengaja
aku sendirian ,tak menyuruh Bibi muti untuk menganatar ku.
***
Pagi
yang gelap, embun tutupi alam sekitar.bnga-bunga bermekran dari kelayuannya.
Seseorang yang malang siap untuk hadapi oprasi. Aku harus siap oprasi ini demi
kebaikan semua terutama Kak Firman dan Umi, Abi. Sebelum aku dioprasi dokter mengatakan kata yang membuatku lebih
percaya untuk kehidupan.
‘’Semua akan
baik-baik ,jalani semua dengan banyak meantunkannasama Allah, semua
sudah diatur oleh Allah. Percayalah.”kata dokter sembari tersenyum memanangku
dengan penuh kelembutan dan kepercayaan.
Satu
jam jalani oprasi.
Aku langsung dibawa kesebua ruangan.aku tak
sadar , aku berada disebuah ruangan yang luas ,ruanganyang cerah lebih cerah
dari dunia. Aku mengnakan jubah putih yang suci.
‘’Aida” teriak seseorang dari kejauhan yang mengenakn
sebuah baju putihbersih, Kak Firman.
“Aida” teriak dari sudut kanan. Abi dan Umi.
Subhanallah. Merekaberdua terlihat cantik dan tampan. Aku terenyum memandang
mereka bertiga. Tapi semki aku mendekati mereka, mereka pergi
menjauh,danbelumsempat aku berlari, mereka hilang seketika.
“Umi..Abii..”Sahutku.
“iya, Aida, kamu harus bertahan”kata Umi
sengan mata yang berkaca-kaca.
“Umi Abi..semua adalah takdir Allah, jangan
sesalkan semua ini pada Allah. Karena allah sudah adil, aida bahagia bisa hidu
bersama Abi dan Umi..syurga sudah disiapkan Allah untuk kita berasam...”Belum
empat aku berkata. Hatiku seaakan sudah tak bernyaw. Nafasku tersendat.ataku
takk kuat untuk kubuka.
“INNALILLAHI WAA INNA ILAHI RAJI’UN’’ sahut
Abi dan Umi dengan air matanya yang menderas. Perasaan tak kuasa, tak teima
tampak diraut wajah mereka.
***
satu
hari Setelah kepergianku. Kak Firman mengirimkan surat dan sebungkus kado
kecil. Kiriman itu diterima oleh Abi dan mentandatanginya di sebuah buku yang
dibawa petugas pos.
Tertera nama Firmansyah. Mereka sengaja tak
membukanya dan sengaja menyimpan surat dan sebungkus kado itu si lemariku.
4-april-2014
Salam
rindu Akhi.
Untuk
Ukhti
Assalamualaikum..
Salam rindu akhii ..rindu ynang terpasang
diatas cahaya rembulan..
Ukhti..Hilangkan semua penat yang menjadi
beban untuk ukhti .semua akan baik-baik saja ..
Akhi ketika menulis surat ini.. entah perasaan
khawatir apa yang mundul seketika
dibenak fikiran akhii.
Apakah semua baik-baik saa Ukhti.?? Akhi usai
sholat tahajud, melihat ukhti mengenakan jubah putih berkerudung suci, ukhti
tampak cantik sekali, seperti bidadari yang turun dari langit dari Allah untuk
Akhhi milikki..ahkhi tak sabar ingin menjadi ima untuk ukhti..
Ingatkah ini tangal apa ukhti??
Taaqaballalu minna wa minkii ukhti.....Uhibul
Fillah Yaa Ukhti...
Akhi sudah persiapkan sebuah permata cinta
untuk ukhti...ukhti anggaplah isi binggkisan ini sebagai bukti lamaran kita...
Dan jika Allah mempermudah urusan akhii denga
baik...Insyallah lusa akhii akan siap untuk terbang ke tanah abang dan akhii
akan pinang ukhti dan mengajak ukhtii didalam kehidupan yang penuh keahagian
dari cinta akhii untuk ukhti..
Itulah yang akhii nantikan dan menjad harapa
yang akhi impikan..
Akhi tak banyak lagi erkata, dan apa yang
akhii tulis didalam surat ini adalah semua perasaan cinta akhii untuk ukhti..
Wassalamalaikum..