Selasa, 15 September 2015

Ibuku Syurgaku



Tuhan tau, Dalam doamu selalu kau sebutkn namaku..
Tuhan paham, apa yang kau inginkan pada Tuhan untukku
Tuhan mengerti, seluruh jiwamu berani melengser karnaku
Tuhan memberkati bu... Tuhan tak lupa, dan tuhan tak Buta. Tuhan segalanya..
Dunia setiap kali mengejarmu, mengadahkan panjatan untukmu, dirimu mulia bu..
Sampai yang bernyawa lupa. Termasuk AKU, anakmu yang masih kau anggap hidupmu dan
Mereka semua yang kau anggap penyemangatmu.
Tapi seketika Tuhan menyurutkan harapan yang lama kugali menjadi tak berarti.
Dimana letak keadilan ini bu? Tuhan melenyapkan dirimu, melenyapkan bekalan sabar yang ku garuk sedari dulu.
Dunia ini duri bu,  duri yang terus menusuki gejolak batin hati.
Sesalku adalah kenanganku, dalam merindukan secuil kebahagiaanmu yang erat kau simpan didepan anakmu.
Kau menanggis dalam diam, bertutur dengan hati, berteriak tanpa suara, kuat dalam kelembutan. Kau sempurna, tak ada yang mengalahkannya.
Saat tanah mulai mengukusmu, merapat memelukmu, dan malaikat menjagamu.
Dunia seakan mulai jauh darimu, 
simpanlah bu, semua rasa kesenangan tentangku, sampai aku lelah tak tau bagaimana rasanya itu, karna kau terlalu sempurna dimataku.
5 bulan kau diamkan aku, tanpa kau tatap mataku, tanpa kau helai rambutku, tanpa kau kecup keningku dengan segala kecintaanmu.
Tuhan telah meratakan mu pada tanah, dengan segala penuh rasa, mengikhlasanmu untuk menuju syurga-Nya. karna ku tahu, Kehendak Tuhan lebih ampuh dibandingkan yang diciptakannya :Manusia.
Basuhlah semua rasa yang menyakitkan yang dulu kuperbuat, Untukku berjalan menuju pintu Syurga-Nya bersamamu .
Ratapilah aku, disetiap detik nafasku. bisikkilah aku disela-sela pebuatanku.
gapailah hatiku, untuk kau ajak bersemayam bersamamu.
aku tak pernah lupa, pada setiap kecapan tutur katamu, yang membuat hati ku terentak berubah tak seperti dulu. 
Aku menyayangimu dengan segala kasihku, aku menghormatimu dengan ketaatanku pada Tuhan, aku mengenangmu atas nama Rindu yang terus mengulai..
Atas nama Kangen yang mengoyahi
Atas nama perasaan ini yang terus menggerogoti.
Semoga engkau meridhoi setiap jalan kami untuk meraih Ridho-Nya dan menggapai kebangganmu yang lama terpendam tak berdesir.
Terangi Kami Bu, dizaman yang Gelap dan tak pasti arahnya ini...
 “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isra(17):24)


06-05-15/23.00